KH. Ahmad Dimyati, Sosok Pendiri Pesantren Mafazah Assalafiyah
Pecinta Dawuh - Pondok Pesantren Mafazah Assalafiyah yg beralamat pada Kp. Mapajah RT 03 RW 10 Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat setiap tahunnya menyelenggarakan acara Haul bagi para pendiri Pondok Pesantren Mafazah.
Mama Mafazah merupakan anak ketiga menurut 7 tahun. Urutan ketujuh bersaudara tadi merupakan : Hj. Situs Maemunah, dimakamkan pada Pemakaman Umum Dungusgede. Hasan, dimakamkan pada Pemakaman Umum Dungusgede. KH. Ahmad Dimyati / Mama Mafazah, dimakamkan pada kompleks pemakaman famili Pondok Pesantren Mafazah.Mahmudin, dimakamkan pada pemakaman famili Pondok Pesantren Mafazah.
Sahya, dimakamkan pada Pemakaman Umum Dungusgede. KH. Suja'i, dimakamkan pada pemakaman generik Pangauban. Salah seseorang putranya, KH. Asep Suja'i, merupakan alumnus Pesantren Barokatul Haromain Plered Purwakarta. Syafi'i, dimakamkan pada Pemakaman Umum Dungusgede. Sepanjang hidupnya, KH. Ahmad Dimyati sudah menikah 2 kali.
Istri pertamanya syahdan bernama Neneng.Tetapi, perceraian terjadi pada pernikahan ini, & tidak terdapat anak. Kemudian menikah lagi menggunakan Hj. Siti Masitoh (Embu) yg ketika itu jua berstatus janda. Hj. Siti Masitoh sebelumnya pernah menikah menggunakan KH. Komar Darojatulloh, selanjutnya dikenal menjadi Mama Pajagalan Cililin.
Mama Pajagalan Cililin merupakan sahabat Mama Mafazah. Keduanya sama-sama tinggal & menuntut ilmu pada Pesantren Mama Cijerah. Jadi sanggup dikatakan bahwa pernikahan Mama Mafazah menikah menggunakan mantan istri sahabatnya.
Pernikahan Da Mama Mafaza menggunakan Embu Hj.Siti Masitoh lahir menggunakan sejumlah anak antara lain: Burhan, yg tewas ketika masih bayi. KH. Asep Hasanudin (alm), merupakan pendiri Perguruan Tinggi Islam Radio Al Huda Cililin). KH. Aceng (api), merupakan seseorang pemuka kepercayaan pada Cibabat. David, tinggal pada desa Kp.Pasirpogor Puncaksari.Hj.Euis, bertempat tinggal pada Kp.Cimuncang Desa Pasirpogor.
KH.Gufron Dimyati, Dewan Pengajar & Ketua KBIHU Mafazah Assalafiyah.KH.Saepulloh, Dewan Pengajar Pesantren Mafazah Assalafiyah.Bpk.Dudun Sya'duloh, Dewan Pengajar Pesantren Mafazah Assalafiyah Hj.Imas, bertempat tinggal pada Pesantren Al Ikhlas Cikawung, Sukamulya, Cipongkor. Neneng, tewas ketika masih mini .
Hj. Toto, tinggal pada Pesantren Mafazah Assalafiyah. Maesaroh, tewas saat beliau masih mini . Hj. Neneng Nurlatipah, tinggal pada Pondok Pesantren Mafazah Assalafiyah. Mafazah Kecil Ahmad Dimyati merupakan orang yg sederhana.
Kehidupan sehari-harinya tidak terlepas menurut membantu orang tuanya bekerja menjadi petani.Berbeda menggunakan kakak-kakaknya, Ahmad Dimyati mini tidak pribadi diterima pada pondok pesantren, bahkan ia tidak mengenyam pendidikan sekolah misalnya saudara-saudaranya yg lain, aktivitas sehari-harinya misalnya masyarakat desa lainnya, misalnya memasak sawah, memelihara ternak, budidaya flora sayuran, dll.
Alkisah terdapat Ahmad Dimyati mini yg diperintahkan sang ayahnya buat membawa pergi kerbau-kerbau yg dilepasliarkan pada sawah. Melakukan tugas ini, Ahmad Dimyati berjuang buat mengusir kerbau. Akhirnya oleh ayah tiba lalu & menegur Ahmad Dimyati lantaran ketidakmampuannya menggembalakan kerbau.
Kerbau itu dipukuli sang ayahnya hingga beliau memberontak. Dalam suasana misalnya itu, kerbau yg panik itu menginjak kaki Ahmad Dimyati, & akhirnya sebagian kaki Ahmad Inmyati terhenti sang injakan kerbau tadi.Atas insiden ini, Ahmad Dimyati merasa sedih. Dia sebagai sangat kontemplatif & berpikir beliau ingin sebagai misalnya saudara-saudaranya buat menerima pendidikan.
Kemudian ia menetapkan buat kabur menurut tempat tinggal & pulang ke pesantren loka saudaranya Hasan KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung) Selama pada pondok, ayahnya berulang kali meminta Ahmad Dimyati buat pergi.
Portal Berita: Beritain News
Belum ada Komentar
Posting Komentar